Sabtu, 23 April 2016

Kutipan (qoute) kata-kata Paramoedya Ananta Toer dalam berbagai bukunya

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” 
Pramoedya Ananta Toer

 “Berterimakasihlah pada segala yang memberi kehidupan.”
Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia

 “Dalam hidup kita, cuma satu yang kita punya, yaitu keberanian. Kalau tidak punya itu, lantas apa harga hidup kita ini?”
Pramoedya Ananta Toer

 “Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan yang pandai.”
Pramoedya Ananta Toer

 “Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang-orang lain pandai”
Pramoedya Ananta Toer

 “seorang terpelajar harus sudah berbuat adil sejak dalam pikiran apalagi dalam perbuatan”
Pramoedya Ananta Toer, This Earth of Mankind

 “A mother knows what her child's gone through, even if she didn't see it herself.”
Pramoedya Ananta Toer, Gadis Pantai

 “Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari. (Mama, 84)”
Pramoedya Ananta Toer, Child of All Nations

 “Kau akan berhasil dalam setiap pelajaran, dan kau harus percaya akan berhasil, dan berhasillah kau; anggap semua pelajaran mudah, dan semua akan jadi mudah; jangan takut pada pelajaran apa pun, karena ketakutan itu sendiri kebodohan awal yang akan membodohkan semua”
Pramoedya Ananta Toer

 “Kau terpelajar, cobalah bersetia pada kata hati.”
Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia


“Menulis adalah sebuah keberanian...”
Pramoedya Ananta Toer

 “Kehidupan ini seimbang, Tuan. Barangsiapa hanya memandang pada keceriannya saja, dia orang gila. Barangsiapa memandang pada penderitaannya saja, dia sakit.
(Anak Semua Bangsa, h. 199)”
Pramoedya Ananta Toer

 “Hidup sungguh sangat sederhana. Yang hebat-hebat hanya tafsirannya
(Rumah Kaca, h. 46)”
Pramoedya Ananta Toer

 “Dan alangkah indah kehidupan tanpa merangkak-rangkak di hadapan orang lain”
Pramoedya Ananta Toer

 “How simple life is. It's as simple as this: you're hungry and you eat, you're full and you shit. Between eating and shitting, that's where human life is found. - (Houseboy + Maid, in Tales from Djakarta)”
Pramoedya Ananta Toer, Tales from Djakarta: Caricatures of Circumstances and Their Human Beings

 “Jangan sebut aku perempuan sejati jika hidup hanya berkalang lelaki. Tapi bukan berarti aku tidak butuh lelaki untuk aku cintai. (Nyai Ontosoroh)”
Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia
  
“Masa terbaik dalam hidup seseorang adalah masa ia dapat menggunakan kebebasan yang telah direbutnya sendiri”
Pramoedya Ananta Toer

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah

(Rumah Kaca, h. 352)”
Pramoedya Ananta Toer

 “Kalau mati, dengan berani; kalau hidup, dengan berani. Kalau keberanian tidak ada, itulah sebabnya setiap bangsa asing bisa jajah kita.”
Pramoedya Ananta Toer  

“Semakin tinggi sekolah bukan berarti semakin menghabiskan makanan orang lain. Harus semakin mengenal batas"
(Bumi Manusia, h. 138)”
Pramoedya Ananta Toer

“Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun ?
Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin,
akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.”
Pramoedya Ananta Toer

 “Orang bilang ada kekuatan-kekuatan dahsyat yang tak terduga yang bisa timbul pada samudera, pada gunung berapi dan pada pribadi yang tahu benar akan tujuan hidupnya

(Rumah Kaca, h. 409)”
Pramoedya Ananta Toer

“Kalau kemanusiaan tersinggung, semua orang yang berperasaan dan berfikiran waras ikut tersinggung, kecuali orang gila dan orang yang berjiwa kriminal, biarpun dia sarjana”
Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia

“Jarang orang mau mengakui, kesederhanaan adalah kekayaan yang terbesar di dunia ini: suatu karunia alam. Dan yang terpenting diatas segala-galanya ialah keberaniannya. Kesederhaan adalah kejujuran, dan keberanian adalah ketulusan.”
Pramoedya Ananta Toer, Mereka Yang Dilumpuhkan

“Menulislah sedari SD, apa pun yang ditulis sedari SD pasti jadi.”
Pramoedya Ananta Toer

“Indonesia adalah negeri budak. Budak di antara bangsa dan budak bagi bangsa-bangsa lain.”
Pramoedya Ananta Toer, Jalan Raya Pos, Jalan Daendels
tags: indonesia

“Kita semua harus menerima kenyataan, tapi menerima kenyataan saja adalah pekerjaan manusia yang tak mampu lagi berkembang. Karena manusia juga bisa membikin kenyataan-kenyataan baru. Kalau tak ada orang mau membikin kenyataan-kenyataan baru, maka “kemajuan” sebagai kata dan makna sepatutnya dihapuskan dari kamus umat manusia
(Rumah Kaca, h. 436)”
Pramoedya Ananta Toer

“Cerita tentang kesenangan selalu tidak menarik. Itu bukan cerita tentang manusia dan kehidupannya , tapi tentang surga, dan jelas tidak terjadi di atas bumi kita ini".”
Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia

“Kalian pemuda, kalau kalian tidak punya keberanian, sama saja dengan ternak karena fungsi hidupnya hanya beternak diri”
Pramoedya Ananta Toer

“Tanpa mempelajari bahasa sendiri pun orang takkan mengenal bangsanya sendiri”
Pramoedya Ananta Toer

“Kita telah melawan Nak, Nyo. Sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya.”
Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia

“Setiap tulisan merupakan dunia tersendiri, yang terapung-apung antara dunia kenyataan dan dunia impian
(Rumah Kaca, h. 138)”
Pramoedya Ananta Toer

“Saya selalu percaya--dan ini lebih merupakan sesuatu yang mistis--bahwa hari esok akan lebih baik dari hari sekarang.”
Pramoedya Ananta Toer

“Jangan anggap remeh si manusia, yang kelihatannya begitu sederhana;biar penglihatanmu setajam elang, pikiranmu setajam pisau cukur, perabaanmu lebih peka dari para dewa, pendengaran dapat menangkap musik dan ratap-tangis kehidupan; pengetahuanmu tentang manusia takkan bakal bisa kemput
(Bumi Manusia, h. 119)”
Pramoedya Ananta Toer
tags: manusia, pengetahuan

“Kehidupan lebih nyata daripada pendapat siapa pun tentang kenyataan
(Anak Semua Bangsa, h. 199)”
Pramoedya Ananta Toer

“setiap pejuang bisa kalah dan terus-menerus kalah tanpa kemenangan, dan kekalahan itulah gurunya yang terlalu mahal dibayarnya. Tetapi biarpun kalah, selama seseorang itu bisa dinamai pejuang dia tidak akan menyerah. Bahasa Indonesia cukup kaya untuk membedakan kalah daripada menyerah
(Prahara Budaya, h. 187)”
Pramoedya Ananta Toer

“Barangsiapa muncul di atas masyarakatnya, dia akan selalu menerima tuntutan dari masyarakatnya-masyarakat yang menaikkannya, atau yang membiarkannya naik.... Pohon tinggi dapat banyak angin? Kalau Tuan segan menerima banyak angin, jangan jadi pohon tinggi”
Pramoedya Ananta Toer, Child of All Nations
“Pada akhirnya persoalan hidup adalah persoalan menunda mati, biarpun orang-orang yang bijaksana lebih suka mati sekali daripada berkali-kali

(Rumah Kaca, h. 443)”
Pramoedya Ananta Toer

“Dahulu dia selalu katakan apa yang dia pikirkan, tangiskan, apa yang ditanggungkan, teriakan ria kesukaan di dalam hati remaja. Kini dia harus diam- tak ada kuping sudi suaranya.”
Pramoedya Ananta Toer

“Barang siapa mempunyai sumbangan pada kemanusian dia tetap terhormat sepanjang jaman, bukan kehormatan sementara. Mungkin orang itu tidak mendapatkan sesuatu sukses dalam hidupnya, mungkin dia tidak mempunyai sahabat, mungkin tak mempunyai kekuasaan barang secuwil pun. Namun umat manusia akan menghormati karena jasa-jasanya.”
Pramoedya Ananta Toer, Nyanyi Sunyi Seorang Bisu 2

“At the beginning of all growth, everything imitates.”
Pramoedya Ananta Toer, This Earth of Mankind

“Jangan kau mudah terpesona oleh nama-nama. Kan kau sendiri pernah bercerita padaku: nenek moyang kita menggunakan nama yang hebat-hebat, dan dengannya ingin mengesani dunia dengan kehebatannya—kehebatan dalam kekosongan. Eropa tidak berhebat-hebat dengan nama, dia berhebat-hebat dengan ilmu pengetahuannya. Tapi si penipu tetap penipu, si pembohong tetap pembohong dengan ilmu dan pengetahuannya.
(Anak Semua Bangsa, h. 77)”
Pramoedya Ananta Toer

“Pernah kudengar orang kampung bilang : sebesar-besar ampun adalah yang diminta seorang anak dari ibunya, sebesar-besar dosa adalah dosa anak kepada ibunya

(Anak Semua Bangsa, h. 98)”
Pramoedya Ananta Toer

Makalah Aliran-aliran Filsafat

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang Masalah
Epistemologi membicarakan sumber pengetahuan dan bagaimana cara memeperoleh  pengetahuan.
Tatkala manusia baru lahir, ia tidak mempunyai pengetahuan sedikitpun. Nanti, tatkala ia berusia 40 tahunan , pengetahuannya banyak sekali sementara kawanya yang seumur dengan dia mungkin mempunyai pengetahuan yang lebih banyak dari pada dia dalam bidang yang sama atau berbeda. Bagaimana mereka itu masing-masing mendapat pengetahuan itu? Mengapa dapat juga berbeda tingkat akurasinya? Hal-hal semacam ini dibicarakan di dalam epistemologi.
Runes dalam kamusnya (1971) menjelaskan bahwa epystemologi is the branch of philosophy which investigates the origin, structure, methods, and validity of knowledge. Itulah sebabnya kita sering menyebut dengan istilah filsafat pengetahuan karena ia membicarakan hal pengetahuan. Istilah epistemologi untuk pertama kalinya muncul dan di gunakan oleh J.F.Ferrier pada tahun 1854 (Runes, 1971: 94).
Penetahuan manusia ada tiga macam, yaitu pengetahuan sains, pengetahuan filsafat, dan pengetahuan mistik. Pengetahuan itu di peroleh manusia melalui berbagai cara dan dengan menggunakan berbagai alat.
1.2.Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan sebelumnya, maka penulis merumuskanya dalam beberapa pertanyaan berikut :
            1. apa pengertian empirisme?
            2. apa pengertian rasionalisme?
            3.apa pengertian positivisme?
            4. apa pengertian intuisionisme?

1.3.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penyusunan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1.      Agar mengetahui aliran empirisme
2.      Agar mengetahui aliran rasionalisme
3.      Agar mengetahui aliran positivisme
4.      Agar mengetahui aliran intuisionisme 



BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Empirisme
            Kata ini berasal dari bahasa Yunani empeirikos yang berasal dari kata empeiria, artinya pengalaman. Menurut aliran ini manisia memperoleh pengetahuan melalui pengalamanya. Dan bila di kembalikan kepada kata Yunaninya, pengalaman yang di maksud yaitu pengalaman inderawi. Manusia tahu es dingin karena ia menyentuhnya, gula manis karena ia mencicipinya.
            John Locke (1632-1704), bapak aliran ini pada zaman modern mengemukakan teori tabula rusa yang secara bahasa berarti meja lilin. Maksudnya ialah bahwa manusia itu pada mulanya kosong dari pengetahuan, lantas pengalamanya mengisi jiwa yang kosong itu, lantas ia memiliki pengetahuan. Mula-mula tangkapan indera yang masuk itu sederhana, lama-kelamaan ruwet, lalu tersusunlah pengetahuan berarti. Berarti, bagaimanapun kompleks (ruwet)-nya pengetahuan manusia , ia selalu dapat di cari ujungnya pada pengalaman indera.
            Kelemahan aliran ini cukup banyak. Kelemahan pertama ialah indera terbatas. Benda yang jauh kelihatan kecil . apakah benda itu kecil ? Tidak. Keterbatasan kemampuan indera ini dapat melaporkan objek tidak sebagaimana adanya, dari sini akan terbentuk pengetahuan yang salah. Kelemahan kedua adalah indera menipu. Pada orang yang sakit malaria gula rasanya pahit, udara panas dirasakan dingin. Ini akan menimbulkan pengetahuan empiris yang salah juga. Kelemahan ketiga ialah objek yang menipu, contohnya ilusi, fatamorgana. Jadi, objek itu sebenarnya tidak sebagaimana ia di tangkap oleh alat indera, ia membohongi alat indera. Kelemahan keempat berasal dari indera dan objek sekaligus. Kesimpulannya ialah empirisme lemah karena keterbatasan indera manusia. Oleh karena itu muncul alira rasionalisme. Ada aliran lain yang mirip dengan empirisme: sensasionalisme. Sensasi artinya rangsangan inderawi. Secara kasar, sensasi sama dengan pengalaman inderawi.


2.2. Rasionalisme
            Secara singkat aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar di peroleh dan di ukur dengan akal. Manusia, menurut aliran ini memeperoleh pengetahuan melalui kegiatan akal menangkap objek. Orang megatakan (biasanya) bapak aliran ini adalah Rene Descartes (1596-1650) ini benar. Akan tetapi sesungguhnya paham seperti ini sudah ada jauh sebelun ini. Oarng-orang Yunani kuno telah meyakini juga bahwa akal adalah alat dalam memperoleh pengetahuan yang benar, lebih-lebih pada Aristoteles.
            Rasionalisme tidak mengingkari kegunaan indera dalam memperoleh pengetahuan. Pengalaman indera di butuhkan untuk merangsana akal dan memberikan bahan-bahan yang menyebabakan akal dapat bekerja.  Akan tetapi untyk sampainya manusia kepada kebenaran adalah semata-mata dengan akal. Laporan idera menurut rasionalisme merupakan bahan yang belum jelas, kacau. Bahan ini kemudian di pertimbangkan oleh akal dalam pengalaman berfikir. Akal mengatur bahan itu sehingga dapatlah terbentuklah pengetahuan yang benar. Jadi, akal bekerja akal bekerja karena da bahan dari indera. Akan tetapi akal juga bisa menghasilkan pengetahuan yang tidak berdasarkan bahan inderawi sama sekali jadi akal dapat juga menghasilkan pengetahuan tentang objek yang benar-benar absrtak.
            Kerja sama antara empirisme dan rasionalisme inilah yang melahirkan sains (scientific method), dan dari metode ini lahirlah pengetahuan sains (scientific knowledge) yang dalam bahasa indonesia sering di sebut pebgetahuan ilmiah atau ilmu pengetahuan. Pengetahuan sains adalah ilmu pengetahuan yang logis dan memiliki bukti empiris.
            Jika yang bekerja hanya rasio yaitu andalan rasionalisme maka pengetahuan yang di peroleh ialah pengetahuan filsapat. Pengetahuan filsapat adalah pengetahuan yang lofis tanpa dukungan dari empiris.



2.3. Positivisme
Pertama-tama istilah positivisme disangkutkan dengan ajaran August Comte. Dikatakan bahwa bentuk tertinggi pengetahuan adalah deskripsi sederhana tentang gejala-gejala indrawi. Ajaran ini didasarkan pada perkembangan evolusioner yang disebut ”hukum tiga tahap”.   
Menurut Comte, perkembangan pikiran manusia terdiri dari tiga tahap. Pertama tahap teologis atau fiktif. Dalam tahap ini pengetahuan manusia didasarkan pada kepercayaan akan adanya penguasa adikodrati yang mengatur dan menggerakkan gejala-gejala alam. Manusia selalu berusaha untuk mencari dan menemukan sebab yang pertama dan tujuan akhir segala sesuatu yang ada. Kedua tahap metafisik atau abstrak. Dalam tahap ini pengetahuan dan asas-asas abstrak yang mengganti kedudukan kuasa-kuasa adikodrati. Metafisika merupakan pengetahuan puncak pada masa ini. Ketiga tahap positif atau ilmiah. Dalam tahap ini pengetahuan manusia berdasarkan atas mfakta-fakta. Berdasar pengamatan dan dengan penggunaan akalnya manusia dapat menentukan hubungan-hubungan persamaan dan atai urutan yang terdapat pada fakta-fakta. Tahap positif merupakan tahap dimana jiwa manusia sampai pada pengetahuan yang tidak lagi abstrak, tetapi pasti, jelas, dan bermanfaat.
2.4. Intuisionisme
            Henri bergson (1859-1941) adalah tokoh aliran ini. Ia menganggap hanya indera yang terbatas, akal juga terbatas. Objek-objek yang kita tangkapitu dh objek yang selalu berubah, demikian berson. Jadi, pngeahn kia tentangnya tidak tetap. Intelek atau akal juga terbatas. Akal hanya bisa memehami suatu objek bila mngonsentrasikan dirinya pada objek itu, jadi dalam hal ini manusia tidak mengetahui keseluruhan (unique) tidak juga dapat memahami sifat-sifat yang tetap pada objek. Akal hanya mampu memahami bagian-bagian dari objek, kemudian bagia-bagian itu di gabungkan oleh akal. Itu tidak sama dengan pengetahuan yang menyeluruh tentang objek itu. Ambil lah contoh. Apa itu adil? Akal memahaminya dari segi siterhukum, timbul pemahaman akali; memahaminya dari segi hakim, timbul pemahaman akali, dari segi sikeluatga siterhukum timbul pemahaman akali, dan seterusnya. Kesimpulannya bahwa adil adalah jumlah pemahaman akali tersebut. itu belum tentu benar.

5
            Bergson mengembangkan satu kemampuan tingkat tinggi yang di miliki manusia, yaitu intisi. Ini adalah hasil evolusi pemahaman tertinggi. Kempuan ini mirip dengan instinct, tetapi berbeda dalam kesadaran dan kebebasannya. Pengebangan kemampuan ini memerlukan suatu usaha. Kemampuan inilah yang memahami kebenaran yang utuh, yng tetap, yang unique. Intuisi ini menangkap objek secara langsung tanpa melalui pemikiran. Jadi, indera dan akal hanya mampu menghsilkan pengetahuan yang tidak utuh, sedangkan intuisi dapat menghasilkan pengetahuan yang utuh, tetap.
            Mwnurut ajaran tasawuf atau tarekat manusia itu di pengaruhi (di tutupi) oleh hal-hal yang material, di pengaruhi oleh nafsunya. Bila nefsu itu bsa di kendalikan, penghalang material (hijab) di singkirkan, maka kekuatan rasa itu mampu bekerja, laksana antene. Mampu menangkap objek-objek gaib. Di dalam tashawwuf ini di gambarkan sebagai dalam keadaan fana jiwa mampu melihat yang gaib, dari situ di peroleh pengetahuan.
            Berdasarkan uraian di atas (tenteng epistemologi) dapat di ketahui bahwa manisia memperoleh pengetahuan dengan tiga cara yaitu, cara sains, cara filsafat (logika,akal), dan cara latihan rasa (intusi). Itu dalam garis besarnya. Namun, secara umum pengetahuan itu sebenarnya di peroleh dengan cara berfikir benar. Sains dan filsafat jelas menggunakan cara berfikir benar, mistik sekurang-kurangnya berawal dari berfikir benar juga. Norma-norma atau aturan-aturan berfikir benar itulah yang di bicarakan logika, ini adalah bagian dari teori pengetahuan.



BAB III
PENUTUP

3. Kesimpulan
Jadi Epistemologi membicarakan sumber pengetahuan dan bagaimana cara memeperoleh  pengetahuan. Dan epistemologi juga memiliki aliran-aliran diantaranya yaitu :
1.      Empirisme
2.      Rasionalisme
3.      Positivisme
4.      Intuisionisme






DAFTAR PUSTAKA

Tafsir, ahmad, 2012, filsafat umum akal dan hati sejak thales sampai capra, Bandung : PT.Remaja Rosdakarya