STRUKTUR SOSIAL MASAYARAKAT DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
A.
Definisi Struktur Sosial
Didalam
pembahasan Sosiologi seringkali kita mendengar istilah Stratifikasi Sosial.
Beberapa para ahli telah mendefinisikannya, tetapi banyak pengertian yang sulit
untuk difahami dan cenderung abstrak di kalangan orang-orang awam. Tetapi tidak
sedikit para ahli pun banyak yang mengambil definisi dari para ahli terdahulu
sebagai dasar definisi dari Struktur Sosial. Sebagian para ahli mendefinisikan
Struktur Sosial dengan suatu lembaga sosial, pranata sosial, dan bangunan
sosial. Namun definisi diatas pada dasarnya mengandung pengertian yang relatif
sama. Jadi untuk memahaminya harus melihat definisi-definisi yang lainnya, agar
bisa menjadi gambaran untuk pengertian Stratifikasi Sosial yang lebih dipahami lagi.
Struktur social adalah salah satu konsep yang paling
banyak digunakan dalam sosiologi dan juga paling sukar untuk diberi definisi
yang tepat. Pada umumnya konsep ini digunakan masyarakat, khususnya pola-pola
prilaku atau hubungan social yan agak stabil dan langgeng. Struktur social
dapat dilihat dan ditinjau dari segi status, peranan, nilai norma dan institusi
social dalam system komunikasi. Adakalanya konsep ini digunakan sebagai istilah
umum untuk merujuk kepada penyusunan unsur-unsur atau unit-unit dalam
masyarakat.[1]
Menurut
Soerjono Soekanto struktur sosial diartikan sebagai hubungan timbal balik
antara posisi-posisi sosial dan peranan-peranan. Sedangkan E. R. Leach
menetapkan konsep tersebut pada cita-cita tentang distribusi kekuasaan di
antara orang-orang dan kelompok-kelompok[2]
Dari pendapat
di atas dapat diartikan bahwa struktur sosial mencakup berbagai hubungan sosial
antara individu-individu secara teratur pada waktu tertentu yang merupakan
keadaan statis dari suatu sistem sosial. Jadi struktur sosial tidak hanya
mengandung unsur kebudayaan belaka, melainkan sekaligus mencakup seluruh
prinsip-prinsip hubungan-hubungan sosial yang bersifat tetap dan stabil.
Hubungan-hubungan
sosial sebagaimana dimaksud di atas, berarti perangkat struktur sosial yang
paling utama adalah status sosial. Sedangkan fungsi struktur adalah apabila
peranan individu-individu yang tergabung dalam kehidupan masyarakat mampu
memelihara kontinuitas apa-apa yang bersifat struktural.
Dalam
Sosiologi, struktur sosial sering digunakan untuk menjelaskan tentang
keteraturan sosial, yaitu menunjukan pada prinsip perilaku yang berulang-ulang
dengan bentuk dan cara yang sama.
Interaksi dalam sistem sosial dikonsepkan secara lebih terperinci dengan
menjabarkan tentang manusia yang menempati posisi-posisi dan melaksanakan
peranannya (dalam Sosiologi disebut sebagai pendekatan struktural-fungsional).
Sedangkan Person memandang struktur sosial sebagai aspek yang relatif lebih
statis daripada aspek fungsional dalam suatu sistem sosial. Jadi kesimpulannya
struktur sosial adalah suatu tatanan sosial teratur yangmengandung
relasi-relasi sosial antara status dan peranan yang ada dalam masyarakat.
B.
Pengaruh
Struktur Sosial masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Adanya kelompok-kelompok sosial&kelas-kelas sosial menimbulkan
pengaruh yang berbeda terhadap kehidupan dimasyarakat.Pengaruh tersebut berupa
gaya hidup yang mencerminkan ciri khas orang-orang yang menjadi anggota
kelompok/kelas sosial tertentu.Status sosial juga berpengaruh terhadap perilaku
seseoarang nilai sosial bahkan gaya hidupnya.Setiap kelompok sosial maupun
kelas sosial seolah-olah mengembangkan gaya hidup(life style) tertentu bersifat eksklusif. Gaya berbusana, perlengkapan rumah tangga, cara berbahasa, jenis hiburan, makanan dan minuman yang
dikonsumsi, pilihan
jenis bacaan, selera
seni dan musik, serta
bentuk permainan dan kegiatan olah raga yang diikuti. Dalam kehidupan
sehari-hari seseorang sering menggunakan simbol atau status brupa cara
menyapa,ragam bahasa,gaya berbicara,pola-pola komunikasi nonverbal (bahasa isyarat), pengunaan gelar, tipe dan letak tempat tinggal,dan
kegiatan rekreasi. Gaya
hidup lain juga menaikkan status sosial seperti membeli barang yang bermerek
terkenal tapi tiruan, biasanya
gaya hidup ini sering dilakukan oleh kalangan kelas bawah.
Macam – Macam Pengaruh Struktur
Social, yaitu :
a. Pengaruh terhadap gaya berbusana.
Melihat perbedaan penampilan
kelompok wanita dan kelompok pria suatu contoh paling mudah yaitu mengetahui
terhadap gaya berbusana yang diperlihatkan oleh kelompok tersebut.Setiap
masyarakat mengembangkan model-model busana yang khas untuk kaum wanita dan
pria. Gaya berbusana juga dipengaruhi oleh kelas sosial seseorang misalnya
orang kaya dan orang miskin,tentu saja perbedaan gaya da model busananya
berbeda.Perbedaan tersebut berkaitan dengan kemampuan ekonomi
masing-masing.Tentu saja gaya dan model berbusana seperti ini tidak akan
terjangkau oleh orang-orang dari kelas sosial menengah atau kelas bawah.
b. Pengaruh terhadap perlengkapan
rumah tangga
Orang-orang kota berasal dari
daerah atau suku tertentu biasanya menggunakan benda-benda pusaka untuk
dijadikan penghias ruang tamu.Misalnya orang jawa memasang beberapa tokoh
wayang kulit idolanya atau keris.Orang papua menggunakan senjata tradisional
untuk menghias tamu.Orang kalimantan menghias kain tenun.Perbedaan latar
belakang etnik sangat dipengaruhi terhadap bentuk dan model bangunan
masing-masing.Walaupun arsitektur modern telah berkembang begitu jauh,namun
ciri-ciri bangunan tradisional masih sering dijadikan acuan membangun rumah.
Semua itu menandakan adanya pengaruh diferensiasi sosial terhadap perlengkapan
rumah tangga.
c. Pengaruh terhadap apresiasi seni
dan selera hiburan.
Pengaruh deferensiasi dan
statifikasi sosial terhadap hiburan,Masyarakat kelas cenderung lebih memilih
jenis hiburan yang relatif mahal ,misal melihat konser-konser musik,melihat
pertanding langsung.Hal ini membedakan masyarakat menengah /kelas bawah yang lebih
memilih jenis hiburan tanpa banyak mengeluarkan biaya,misal melihat hiburan
yang ditayangkan di TV.
d. Pengaruh terhadap selera makanan
dan minuman
Pengaruh statifikasi sosial
terhadap selara makanan dan minuman lebih banyak dipengaruhi tingkat sosial
ekonomi dan keluasan pengalaman serta pergaulan mereka.Warga masyarakat kelas
atas biasanya terdiri dari orang kaya yang memperoleh pengalaman dan pergaulan
dari berbagai kalangan didalam maupun diluar negeri.Semua itu merupakan proses
sosialisasi atau pengenalan terhadap berbagai pengaruh luar yang lebih luas. Oleh karena itu ,tidak aneh jika
orang-orang kelas atas menyukai makanan dan minuman yang berasal dari luar
negeri.Hidangan yang kadang terdengar aneh dikalangan kelas mengah dan kelas
bawah seperti hotdog,hamburger,lasagna,dll. Orang kelas bawah biasanya menyukai
makanan seprti pacel lele,nasi uduk,ketoprak,dll.Ini semua menunjukkan adanya
pengaruh deferensiasi dan statifikasi sosial terhadap selara makanan dan
minuman.
e. Pengaruh terhadap bacaan
Tidak mudah untuk menjelaskan
akibat Pengaruh deferensiasi dan statifikasi sosial diIndonesia.Hal ini karena
masyarakat kita tergolong tidak suka membaca seperti negara-negara yang sudah
maju.Orang-orang berpendidikan tinggi tentu lebih suka berita-berita
perkembangan ilmu pengetahuan,penemuan-penemuan baru,atau berita-berita
nasional maupun internasional sedangkan orang awam lebih suka berita hiburan
,gosip dunia selebriti,atau hal-hal lainnya.Siaran TV pun juga dipengaruhi
orang berdasarkan kelasnya seperti siaran berita kurang diminati oleh orang
yang kurang berpendidikan,sebaliknya acara itu digemari oleh orang yang
berpendidikan tinggi untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
f. Pengaruh terhadap kegiatan
rekreasi
Pada umumnya para pelajar mengisi
liburan dengan mengunjungi tempat-tempat rekreasi sesuai kesukaan dan
kemampuannya.Siswa berasal dari desa cukup puas bila berlibur dengan
mengunjungi objek-objek wisata dikota besar seperti kebun binatang,taman
hiburan rakyat,museum dll.Sementara orang kota besar akan memilih liburan
dibali,lombok,dll.Lebih-lebih yang berasal dari keluarga kaya tentu berlibur ke
luar neg eri bersama orang tuanya.[3]
C. Ciri-ciri Struktur Sosial
1.
Struktur sosial mengacu pada hubungan-hubungan
sosial yang pokok yang dapat memberikan bentuk dasar pada masyarakat ;
memberikan batasan-batasan pada aksi-aksi yang dilakukan secara organisator.
Konsep struktur sosial diterapkan pada setiap totalitas, seperti
lembaga-lembaga, kelompok dan proses sosial. Struktur sosial disatu pihak dapat
berupa hubungan-hubungan sosial antar anggota kelompok masyarakat, dipihak lain
struktur sosial merupakan ketetapan daripada cita-cita tentang distribusi
kekuasaan di antara anggota-anggota masyarakat tertentu.
2.
Struktur sosial mencakup semua hubungan sosial
antara individu-individu pada saat tertentu.
3.
Struktur sosial merupakan seluruh kebudayaan
masyarakat yang dapat dilihat dari sudut pandang teoretis. Artinya dalam setiap
meneliti tentang kebudayaan selayaknya diarahkan pada pemikiran terhadap
pelbagai derajat dari susunan sosialnya. Dengan demikian struktur sosial dapat
dipandang sebagai suatu kenyataan empiris yang ada pada setiap saat terjadi
hubungan sosial antar manusia.
4.
Struktur sosial merupakan realitas sosial yang
bersifat statis, sehingga dapat dilihat kerangka tatanan dari berbagai bagian
tubuhnya yang berbentuk struktur. Jadi struktur sosial adalah aspek statis dari
suatu proses atau fungsionalisasi dari sistem sosial.
5.
Struktur merupakan tahapan perubahan dan perkembangan
masyarakat yang mengandung dua pengertian, yaitu pertama; di dalam struktur
sosial terdapat peranan yang bersifat empiris dalam proses perubahan dan
perkembangan. Kedua; dalam setiap perubahan dan perkembangan tersebut terdapat
tahap perhentian stabilitas, keteraturan dan integrasi sosial yang
berkesinambungan sebelum kemudian terancam proses ketidakpuasan dalam tubuh
masyarakat.[4]
Ada tiga bentuk masyarakat berdasarkan cirri-ciri
struktur social. Diantaranya yaitu :
a.
Masyarakat sederhana
Cirri struktur social dan budaya pada masyarakat
sederhana adalah :
1.
Ikatan keluarga dan
masyarakatnya sangat kuat.
2.
Organisasi social
berdasarkan tradisi turun temurun
3.
Memiliki kepercayaan yang
kuat terhadap kekuatan gaib.
4.
Tidak memiliki
lembaga-lembaga khusus
5.
Kegiatan ekonomi dan social
dilakukan dengan gotong royong.
b.
Masyarakat Madya
Ciri-ciri struktur social dan budaya pada masyarakat
madya yaitu :
1.
Ikatan keluarga masih kuat
tetapi hubungan dengan masyarakat setempat mulai kendor.
2.
Adat istiadat masih
dihormati tetapi mulai terbuka dengan budaya luar.
3.
Timbulnya lembaga-lembaga
pendidikan formal sampai tingkat lanjutan.
4.
Hukum tertulis mulai
mendampingi hukum tidak tertulis.
5.
Gotong royong dilakukan
hanya untuk kalangan tetangga dekat dan kerabat, sedangkan kegiatan ekonomi
dilakukan atas dasar uang.
c.
Masyarakat Modern
Cirri-cirinya :
1. Hubungan social didasarkan atas kepentingan pribadi.
2. Tingkat pendidikan formal tinggi
3. Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis.
4.
Kegiatan ekonomi hamper
seluruhnya ekonomi pasar yang didasarkan atas pengguanaan uang dan alat
pembayaran lain.
Dari beberapa ciri struktur sosial sebagaimana dikemukakan diatas bahwa
stratifikasi sosial adalah suatu tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat yang
merupakan jaringan daripada unsur-unsur sosial yang pokok. Adapun unsur-unsur
struktur sosial menurut Soerjono Soekanto yaitu :
1. Kelompok social
2. Kebudayaan
3. Lembaga social (Institusi Sosial)
4. Pelapisan social (Stratifikasi sosial)
5. Kekuasaan dan wewenang[5]
D. Fungsi struktur social
Dalam buku Sosiologi Kelompok dan Masalah Sosial,
dijelaskan bahwa dalam struktur social banyak dijumpai berbagai aspek prilaku
social. Prilaku social menunjukan adanya suatu gejala yang tetap pada kehidupan
masyarakat setelah melalui tahapan perubahan-perubahan tertentu. Dengan
struktur social maka secara psikologis anggota masyarakat merasa ada
batas-batas tertentu dalam setiap melakukan aktivitasnya. Individu senantiasa
menyesuaikan diri dengan ketertiban dan keteraturan masyarakat yang ada. Dalam
keadaan demikian norma-norma dan nilai-nilai kemasyarakatan dapat berfungsi
sebagai pembatas dalam berprilaku agar tidak melanggar hak dari anggota
masyarakat yang lain. Selanjutnya dikatakan bahwa pengawasan dimaksudkan
sebagai tujuan untuk mendisiplinkan para anggota kelompok dan menghindarkan
adanya penyelewengan-penyelewengan dari norma-norma kelompok.
1. Fungsi Identitas
Struktur sosial berfungsi sebagai
penegas identitas yang dimiliki oleh sebuah kelompok. Kelompok yang anggotanya
memiliki kesamaan dalam latar belakang ras, sosial, dan budaya akan
mengembangkan struktur sosialnya sendiri sebagai pembeda dari kelompok lainnya.
2. Fungsi Kontrol
Dalam kehidupan bermasyarakat,
selalu muncul kecenderungan dalam diri individu untuk melanggar norma, nilai,
atau peraturan lain yang berlaku dalam masyarakat. Bila individu tadi mengingat
peranan dan status yang dimilikinya dalam struktur sosial, kemungkinan individu
tersebut akan mengurungkan niatnya melanggar aturan. Pelanggaran aturan akan
berpotensi menibulkan konsekuensi yang pahit.
3. Fungsi Pembelajaran
Individu belajar dari struktur
sosial yang ada dalam masyarakatnya. Hal ini dimungkinkan mengingat masyarakat
merupakan salah satu tempat berinteraksi. Banyak hal yang bisa dipelajari dari
sebuah struktur sosial masyarakat, mulai dari sikap, kebiasaan, kepercayaan dan
kedisplinan.
Daftar pustaka
Abdulsyani,
Sosiologi Skematika Teori dan Terapan, Bumi Aksara, Jakarta 2012
Nasikun,
Sistem Sosial Indonesia, Rajawali pers, Jakarta 2012
Poloma
Margaret,Sosiologi Kontemporer, Raja Grapindo, November 1998
Taufiq
Rahman M, Glosari Teori social, Ibnu Sina Press Bandung 2011
Wulansari dewi, Sosiologi
konsep dan Teori, Refika aditama Bandung 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar