Berbalas surat memang menyenangkan, seakan ada sebuah daya tarik yang tak ada habisnya dari setiap kata yang terangkai menjadi kalimat dan kalimat menjadi paragraf.
bahkan ketika huruf pertama di tuliskan untuk membuat surat, perasaan selalu di tantang dengan kejutan, tentang pertanyaan bagaimana raut nuka dia ketika mebacanya? , apakah surat ini akan terbalas? apakah ini akan di robek-robek lalu dibuang ke tempat sampah? atau surat ini tak sampai kepadanya dan hilang entah kemana, entah tersesat di jalan atau diterima oleh orang yang salah.
Hemm percayalah ini sungguh mendebarkan lebih mendebarkan daripada sekedar chating di sosial media seperti bbm, whatsaap, line dll.
Ini dia....
![]() |
Surat Negara Sangat Rahasia |
Ini di pagi hari, di tulis dengan hati
sayang sungguh sayang sekali, aku tak bisa melihat karakter lewat tulisannya. Mungkin kamu yang bisa. Jika ia, aku tidak akan malu, aku akan senang jika benar kau mengenalku seperti halnya aku mengenalmu meski bukan lewat tulisanmu.
Mengenai mimpimu, mimpimu aneh karena tak bisa dan tak pernah aku bersandar padamu. Tapi sudahlah, itu hanyalah mimpi. Akupun sempat beberapa kali bertemu denganmu lewat mimpi, namun seberapa keraspun aku mengingat, tak pernah sekalipun kamu memandangku. Seingatku kamu hanya berbicara pada orang lain. Ah sudahlah, lagi-lagi itu hanyalah mimpi, toh mimpi dan dalam kenyataannya pun sama.
Sekarang bagaimana kabarmu? nampaknya sangat sibuk, sibuk apa? ya.. sibuk ini itu ya? ya ya ya tak perlu dijawab, pacarmu sudah menjelaskan runtutan dan perihal-perihal apa yang kamu kerjakan.
Hei, sekarang sedang apa dirimu? apakah sama denganku? sedang duduk? atau tidur? kalau aku sedang menikmati dinginnya pagi sembari mengaji, eh salah sembari membalas suratmu maksudnya. :)
Jika kamu ingin tahu kabar yang lain, yang lain baik-baik saja, tuh mereka sedang mengaji di dalam masjid. kalau aku di luar, berada dalam golongan "menular" (mengaji dan nundutan di luar) Tadinya saya mau ngalogatan kitab. Tapi entah kenapa tiba-tiba aku memutuskan untuk membalas suratmu.
Hei kamu, disini dingin. Bagimana disana?
Disini mataharinya masih malu-malu untuk bersinar.
Disini juga aku bisa mendengarkan suara ustad Ahmad Yani yang datar
Siulan burung dari genting tetangga
Percikan air yang terdengar dari keran wc yang setengahnya terbuka
Melihat kucing yang berlari kesana kemari
Dan kamu, kamu yang nampak jelas tak ada di pagi ini.
Semoga kamu baik-baik saja disana
Hiduplah yang sehat
Jaga jiwa dan ragamu
cepatlah pulang!
kesini ke tempat ini
Thya, 30-10-2015 05:32
Tidak ada komentar:
Posting Komentar